Namlea, 3-9 Juli 2022

Keberadaan Bahasa Daerah di Berbagai Daerah semakin lama semakin terpinggirkan karena ditinggalkan oleh penuturnya. Hal ini terjadi karena bahasa daerah di anggap kurang dapat mengikui perkembangan zaman dan teknologi. demikian juga kiranya bahasa daerah yang ada di kabpaten Buru. Revitalisasi bahasa merupakan upaya menciptakan bentuk dan fungsi baru terhadap suatu bahasa yang terancam punah. Oleh sebab itu, Bapak Penjabat Bupati Buru DR. Djlaluddin Salampessy, S.Pi,M.Si. dalam sambutannya menyampaikan bahwa “Sangat Mendukung Adanya program Revitalisasi Bahasa Buru yang dilaksankan oleh kementerian pendidikan kebudayaan, riset, dan teknologi. Sekaligus berterima kasih telah memilih kabupaten Buru sebagai salah satu tujuan pelaksanaan revitalisasi bahasa daerah”.

Kabupaten Buru yang terdiri atas 10 kecamatan, 82 Desa, memiliki empat bahasa Daerah, Namun sebagaimana Menurut Daerah bahw ada du bahasa daerah yang sudah punah yaitu bahasa Masaret dan bahasa Kayeli, sekarang hanya tinggal bahasa buru dan bahasa Tagalis. Kondisi kedua bahsa ini pun jika tidak ada upaya untuk melestarikannya maka perlahan akan bernasib sama dengan bahasa yang telah punah. kondisi ini dikarenakan berbagai faktor, di antaranya kelalaian orang tua untuk mewaiskn bahsa kepada anak-anaknya , belum adanya kurikulum muatan lokal di sekolah yng mengajarkan bahasa buru. Untuk itu dengan adanya kegitan revitalisasi ini keberadaan bahasa buru dapat bertahan dan dilestarikan.

#latepost #kominfoburu #kabupatenburu #Kartukeluargasejahtera #programkeluargaharapan

By kominfo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *